Tuesday, September 5, 2017

[Review Anime] Kobayashi-san Chi no Maid Dragon

Sinopsis:

Kerja kantoran adalah hal yang sehari-hari dilakukan oleh Kobayashi, seorang wanita 20-an tahun yang tinggal sendirian di apartemennya. Hingga pada suatu pagi, kesendiriannya terganggu oleh kedatangan naga berwujud manusia bernama Tooru yang tiba-tiba saja menawarkan diri untuk menjadi maid Kobayashi...

...sebentar. Tiba-tiba?

Ternyata tidak. Kobayashi teringat akan kejadian di malam sebelumnya, ketika dirinya yang dalam kondisi mabuk mengajak Tooru untuk tinggal bersama. Termakan janji setengah sadar, Kobayashi pun menerima naga jadi-jadian tersebut untuk tinggal di apartemennya.

Keseharian Kobayashi terus diinvasi oleh serentetan naga lainnya. Kini Kobayashi tak lagi sendiri, meski harus berurusan dengan perilaku para naga yang kadang merepotkan.


Review:


KyoAni! Ada beberapa review yang mengatakan kalo Maid Dragon ini semacam KyoAni yang "kembali ke asalnya" yaitu komedi dengan sedikit rasa absurd, setelah bertahun-tahun era galau pasca K-ON movie. Seperti yang kita tahu, setelah K-ON movie rilis, KyoAni seolah-olah "bereksperimen" untuk memproduksi berbagai macam jenis cerita. Well, kalo saya sendiri nggak bermasalah dengan hal tersebut selama dieksekusi dengan baik.

Nah, Maid Dragon ini adalah salah satu contoh produk KyoAni yang diproduksi dengan baik. Tentu karena punya faktor-faktor yang membuatnya terlihat asik.

Kelebihan!



Dragon #1 - Relatable Protagonist!

Mungkin yang ini nggak berlaku untuk semua golongan umur, tapi saya harus mengatakan kalo KyoAni terbilang cerdas dalam mengadaptasi manga sesuai target demografi. FYI, serialisasi manga-nya dipublikasikan di majalah manga seinen Gekkan Action (penerbit Futabasha). Seperti yang kita tahu, itu artinya ditargetkan untuk pria berusia 18 tahun ke atas.

Dengan memiliki protagonis seperti Kobayashi, saya yakin banyak penonton (yang sesuai dengan target demografi) dapat memahami betul dan bersimpati terhadap sang protagonis. Capek kerja lembur, gimana tinggal sendiri bisa memicu kemalasan (sampah numpuk! XD), susahnya nyari tempat tinggal, dimarahin bos, temen kantor yang sering minta tolong, dan pengen melepas stress kerjaan... Ditambah lagi di sini Kobayashi direpotkan dengan kehadiran penghuni tambahan, dan mau nggak mau harus mikirin urusan sekolahnya Kanna. Mirip lah dengan bapak-bapak yang mikirin anaknya tiap kali masuk tahun ajaran baru/naik tingkat (khususnya dalam hal keuangan).



Dragon #2 - Music!

CHU CHU YEAH! PLEASE ME!

Tolonglah, itu adalah salah satu opening theme paling asoy geboy yang pernah saya denger seumur hidup! Aozora no Rhapsody yang dibawakan fhána adalah OST kedua di musim Winter 2017 (setelah opening anime sebelah) yang nggak pernah saya skip per episodenya. Beneran asik, lucu-lucu riang ceria gembira meriah gimana gitu deh. Pokoknya bawaannya itu fun banget dan pengen nari-nari aja setiap kali dengernya. \(≧∀≦)/


Dragon #3 - Seiyuu!

Saya selalu heran dengan jajaran staff KyoAni yang paham banget gimana caranya nyusun roster pengisi suara yang baik. Di Maid Dragon pun demikian, para seiyuu yang dipilih amat sangat cocok dengan karakter masing-masing. Yang paling notable ada 2 di sepanjang 13 episode. Tamura Mutsumi sanggup membawakan kepribadian cuek-cuek stoic dari Kobayashi, dan ternyata kocak juga sewaktu ngisi suara lagaknya orang mabok. Satu lagi, yang mungkin bisa Anda semua tebak... Naganawa Maria! Seiyuu Kanna ini SUKSES BESAR memultiplikasi konstanta cuteness desain karakter Kanna dengan warna suara dan pelafalannya yang cocok banget. Unyu kuadrat lah pokoknya!



Dragon #4 - Visual!

Sebagai penonton yang cukup mengikuti apa aja yang dibuat KyoAni, saya bisa katakan kalo taraf visual Maid Dragon ini lebih simpel daripada, katakanlah, Hibike Euphonium dan Hyouka yang keliatannya "lebih serius". Tapi... terkesan main-main aja udah kayak begini bagusnya. Bayangin kalo serius sekuat tenaga. Mungkin jadinya kayak visual trailer Violet Evergarden.

Begini ya... Bukannya saya bilang ini jelek, tapi coba tonton beberapa anime produksi KyoAni, minimal dari era Full Metal Panic 2 atau AIR sampai Hibike Euphonium 2. Saya yakin Anda akan mengatakan kalo Maid Dragon tergolong nggak kompleks dari artwork karakter sampai background. Mungkin secara keseluruhan tier visualnya setara dengan Nichijou/Lucky Star. Tapi! Simpelnya itu dibayar lunas dengan pewarnaan yang cerah dan animasi yang halus, PLUS sakuga setiap kali ada adengan rusuh di layar. ITU BENERAN GILA. Nggak bosan-bosannya saya katakan kalo adegan tersebut bener-bener menjatuhkan wibawa anime action yang low budget. Desain karakternya juga enak diliat, plus pada beberapa karakter ada kesan cute karena kepalanya yang mbulet. Dan saya nggak sedang membicarakan Kanna doang. Terakhir, visual semacam ini memang kompatibel dengan ceritanya yang nyantai.


Dragon #5 - Satire!

Saya harus menarik perkataan saya di first impression yang mengatakan ini nggak lucu karena salah director. Saya salah. Maid Dragon ini cukup menggelitik, tapi dalam sense yang berbeda dari slapstick ala Chuu2Koi atau bagian common route dari adaptasi VN Key (sekali-sekali main VN yah biar ngerti yang saya maksud :P). Boleh dikatakan kalo humor di sini orientasinya ke arah satir yang, jujur aja, saya suka telat nangkepnya. Jadi tolong ampuni saya. (@__@)

Bagian ini nggak bisa saya bahas banyak-banyak. Kalo terlalu detail diomongin, malah ntar udah antisipasi letaknya di mana. :P



Dragon #6 - Kanna!

Jujur nih ya, JUJUUUURRR... saya selalu nunggu Kanna keluar setiap kali episode baru Maid Dragon tayang. Entah bakalan cuma muncul beberapa detik atau full 1 episode didedikasikan untuk naga unyu yang satu itu, pokoknya saya seneng banget setiap kali liat Kanna. IMO, she's star of the show!

Subjektif? Mungkin iya. Saya nggak bisa membantah hati nurani saya yang menjerit kegirangan dan menyatakan kalo Kanna itu lucu BUANGET. Ada salah seorang temen saya yang menarik persamaannya dengan Miyauchi Renge dari Non Non Biyori, dan saya sempet membantah waktu itu karena menurut saya Ren-chon didefinisikan dengan quirkiness, sementara Kanna itu pure curiosity dalam berinteraksi dengan apapun dan siapapun di sekitarnya. Well... setelah 13 episode berlalu, saya jadi ngerti kenapa mereka berdua dikatakan mirip. Karena sama-sama bikin gemes tanpa saya harus melenceng mikir yang aneh-aneh! d(≧∀≦)

Jadi mari kita lindungi bersama naga unyu itu dengan membentuk Pakta Pertahanan untuk Perlindungan Kanna Kamui.

Tapi coba pikirkan baik-baik, apa jadinya seandainya naga dari mitologi suku Ainu itu dihilangkan. Yang akan disuguhkan mungkin hanya komedi bernuansa yuri antara Kobayashi dan Tooru, plus kita tidak akan pernah tahu kalo Kobayashi punya motherly side dan tanggung jawab untuk menafkahi orang yang ada di rumahnya. Maid Dragon hanya akan berisi Kobayashi yang pulang ke rumah, disambut Tooru, disuguhin makanan "ekstrim", dan silakan diulang sampai episode terakhir. Bahkan kehadiran trio Fafnir, Lucoa, dan Elma nggak bisa meyakinkan saya kalo mereka akan sanggup menggali sifat Kobayashi yang satu itu (bisa dikatakan sisi positif Kobayashi yang paling saya suka).




Sehebat-hebatnya KyoAni dalam bidang visual, studio tersebut jarang bikin sesuatu yang flawless di mata saya. Untuk Maid Dragon juga ada yang kurang meski nggak banyak.

Kelemahan!


Pertama, fanservice.

Saya nggak akan berhenti komplain tentang hal ini selama dipadukan dengan sesuatu yang nggak kompatibel. Eksistensi Kanna tampak terlalu kontras dengan segala macam fanservice di sini sehingga... make me cringe. Entah ekspresi Saikawa yang rada-rada (jujur, bagi yang suka "itu" pasti paham), yang nggak berhubungan langsung kayak interaksi Lucoa-Shouta, atau pun elemen-elemen "layanan kipas" lainnya. Pokoknya geli aja rasanya ngeliat sesuatu yang murni polos-polos innocent berdampingan dengan yang begituan di satu serial yang sama. Ergh. Kalo mau ya jangan bikin Kanna kelewat menggemaskan atau malah hapus fanservice-nya sekalian. Dengan demikian mungkin akan bisa saya terima dengan lebih berlapang dada.


Kedua, komposisi.

Entah apa yang terjadi dengan KyoAni selama 2 musim terakhir, tapi komposisinya lagi-lagi patah. Episode 13 itu punya atmosfer yang amat sangat kontras dengan 12 episode sebelumnya. Santai, santai, dan santai... terus TIBA-TIBA intensif rada drama. Mental saya langsung menggerutu ngeliat yang begituan karena memang aneh rasanya. Seandainya hampir di tiap episode ada sesuatu yang serius, mungkin saya akan lebih bisa menerima episode 13-nya.








---------------




Rating:

8.1/10 (B rank) untuk Kobayashi-san Chi no Maid Dragon karena aspek audiovisualnya yang baik, satir berbalut humor, dan protagonisnya yang terkesan sangat down-to-earth. Nggak lupa juga karena ada Kanna~ :3

Direkomendasikan bagi yang menginginkan tontonan anime ringan.